MASYARAKAT ADAT LAPE
(KABUPATEN NAGEKEO)
Masyarakat Adat Lape merupakan
masyarakat adat yang mendiami wilayah Flores Tengah bagian utara. Dewasa ini
Masyarakat Adat Lape termasuk dalam wilayah Kabupaten Nagekeo, khususnya wilayah
utara Kabupaten Nagekeo, tepatnya di Kecamatan Aesesa.
Kata
Lape dalam Masyarakat Adat Lape berasal dari bahasa daerah yang
berarti berlapis-lapis keturunannya. Maka Masyarakat Adat Lape merupakan
masyarakat adat yang berlapis-lapis yang telah mendiami wilayah utara Kabupaten
Nagekeo, khususnya di wilayah Kecamatan Aesesa.
Masyarakat Adat Lape berasal dari Tiwu Lewu (wilayah Ratesuba, Kabupaten Ende). Masyarakat Adat Lape berpindah dari Tiwu Lewu sekitar tahun 1050. Masyarakat Adat Lape berpindah dari Tiwu Lewu karena peristiwa tenggelamnya kampung yang berada di Tiwu Lewu.
Masyarakat Adat Lape berasal dari Tiwu Lewu (wilayah Ratesuba, Kabupaten Ende). Masyarakat Adat Lape berpindah dari Tiwu Lewu sekitar tahun 1050. Masyarakat Adat Lape berpindah dari Tiwu Lewu karena peristiwa tenggelamnya kampung yang berada di Tiwu Lewu.
Masyarakat Adat Lape terdiri dari 7 Suku atau Woe yaitu :
- Suku Woerenge
- Suku Rogaau
- Suku Nakanawe
- Suku Ko
- Suku Nakazalewawo
- Suku Rogawawo
- Suku Nakazaleau
Suku-Suku tersebut merupakan suku-suku pembentuk dari Persekutuan Masyarakat Adat Lape. Dalam Masyarakat Adat Lape, Suku-Suku
pembentuknya memiliki kedudukannya yang setara. Sehingga dalam Masyarakat Adat
Lape tidak dikenal adanya Suku utama dan Suku pendukung. Setiap Suku memiliki
kedudukan yang setara sehingga berpengaruh terhadap proses serta struktur dari kepemimpinan dalam Masyarakat Adat Lape. Pemimpin Persekutuan Masyarakat Adat Lape disebut "Ku Ulu Enga Eko".
(Oleh Yoseph Soa Seda)
(Berdasarkan Wawancara Dengan LPA Lape, Tanggal 08-12 Januari 2014)
(Berdasarkan Wawancara Dengan LPA Lape, Tanggal 08-12 Januari 2014)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar